Pontianak, ApaKalbar.com – Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) merupakan sebuah mekanisme demokrasi kampus yang diselenggarakan di berbagai perguruan tinggi, termasuk di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Pontianak, Senin (01/8/2022).
Mahasiswa IKIP Pontianak menggelar pesta demokrasi kampus untuk memilih tampuk kepemimpinan mahasiswa di level institut. Sekilas tidak ada yang baru dalam Pemirama kali ini, peserta merupakan para mahasiswa dari kalangan aktivis pergerakan, yaitu mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan baik Ormawa internal kampus maupun Ormawa eksternal kampus.
Meski sudah menjadi rutinitas, perayaan demokrasi di lokus kampus ini tak kehilangan daya tariknya. Semarak kemeriahannya sudah mulai terasa jauh hari, disudut-sudut kampus mulai terpampang poster yang berisi jargon dan visi misi peserta-peserta Pemira.
Begitu juga lewat platform media sosial berupa Facebook, Instagram, Whatsapp Grup, dan diskusi di warung-warung kopi, di lingkungan kampus dan seputar Kota Pontianak. Untuk mengatur jalannya Pemirama maka dibahas dan disahkan Undang-Undang Pemirama IKIP PGRI Pontianak.
Tahapan-tahapan Pemirama IKIP PGRI Pontianak mulai dari pembentukan dan pelantikan panitia, pendaftaran calon presiden dan wakil presiden mahasiswa, verifikasi berkas awal dan akhir, kampanye, debat kandidat, masa tenang dan pencoblosan atau Pemilihan Raya Mahasiswa.
Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak ada dua pasangan calon yaitu, paslon nomor urut satu Sisilius Rami sebagai Calon Presiden Mahasiswa dan Rizki Syawaludin sebagai Wakil Presiden Mahasiswa.
Baca Juga: Dies Natalis ke-13, HMBSI IKIP PGRI Pontianak Gelar Seminar
Paslon nomor urut dua yaitu, Sandra Icha Pardila sebagai Calon Presiden Mahasiswa dan Julianus Adisaputro sebagai Wakil Presiden Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak.
Feby, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) IKIP Pontianak menyampaikan, Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak sangat antusias untuk mengikuti Pemirama dibuktikan dengan aktifnya mahasiswa dalam berpartisipasi mengikuti kontestasi Pemirama IKIP PGRI Pontianak tahun ini.
“Tentu mahasiswa sangat antusias dalam menghadapi Pemirama ini, menjelang pesta demokrasi yang sangat ditunggu-tunggu, dibuktikan dengan aktifnya mahasiswa dalam berpartisipasi mengikuti kontestasi Pemirama IKIP PGRI Pontianak tahun ini,” ujarnya.
Feby menambahkan dengan diadakannya Pemirama ini dapat menciptakan pemimpin yang dapat membawa kemajuan untuk REMA IKIP PGRI Pontianak, dengan mengoptimalkan kerja-kerja organiasasi sesuai dengan visi misi yang ada di Kampus IKIP PGRI Pontianak.
Pemirama merupakan suatu hal yang menggemparkan, karena ini berbentuk suatu kepentingan untuk mewujudkan pemimpin yang hebat, tentunya mahasiswa akan mempunyai pilihan dari dirinya sendiri yang menurutnya itu terbaik baginya.
Baca Juga: DPM Rema IKIP PGRI Pontianak Gelar Kegiatan Sekolah Advokasi
Siapa pun berhak menyampaikan pendapat tentang apa yang menjadi keunggulan masing-masing paslon jagoan mereka karena pastinya ada sesuatu hal besar yang mereka sematkan ke pundak masing-masing paslon andalan mereka dan siapapun yang menang berarti dialah yang terbaik.
Perbedaan pilihan bukan alasan untuk memutuskan silahturahmi karena politik tanpa konflik bagaikan kopi tanpa gula.
“Pemirama ini dapat menciptakan pemimpin yang dapat membawa kemajuan untuk REMA IKIP PGRI Pontianak, dengan mengoptimalkan kerja-kerja organiasasi sesuai dengan visi misi yang ada di Kampus IKIP PGRI Pontianak.
Pemirama merupakan suatu hal yang menggemparkan, karena ini berbentuk suatu kepentingan untuk mewujudkan pemimpin yang hebat, tentunya mahasiswa akan mempunyai pilihan dari dirinya sendiri yang menurutnya itu terbaik baginya.
Siapapun berhak menyampaikan pendapat tentang apa yang menjadi keunggulan masing-masing paslon jagoan mereka karena pastinya ada sesuatu hal besar yang mereka sematkan ke pundak masing-masing paslon andalan mereka dan siapa pun yang menang berarti dialah yang terbaik.
Perbedaan pilihan bukan alasan untuk memutuskan silahturahmi karna politik tanpa konflik bagaikan kopi tanpa gula,” ujarnya.
Reporter: Reflian Wahyu
Editor: Siti Qomariyah