Milad Ke-78 HMI: Antara Kejayaan Masa Lalu dan Tantangan Bertahan di Era Baru

Penulis : Ketua Komisariat Syariah Cabang Pontianak 2014-2015 / Pengurus KAHMI kota Pontianak

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah melangkah jauh sejak didirikan oleh Lafran Pane pada 5 Februari 1947. Sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, HMI tidak hanya menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa, tetapi juga turut aktif membentuknya. Dalam usianya yang tak lagi muda 78 tahun, HMI dihadapkan pada tantangan zaman yang terus berubah. Pertanyaannya, bagaimana HMI dapat tetap relevan dan menjadi jawaban atas persoalan-persoalan kekinian?

HMI dalam Lintasan Sejarah
Sejak awal berdirinya, HMI memiliki misi yang jelas: “Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta menjunjung tinggi dan mengembangkan agama Islam.” Misi ini tidak hanya menjadi landasan ideologis, tetapi juga menjadi kompas pergerakan HMI dalam berbagai era. Pada masa revolusi fisik, HMI turut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Di era Orde Lama dan Orde Baru, HMI menjadi salah satu kekuatan oposisi yang konsisten memperjuangkan demokrasi dan keadilan.

Bacaan Lainnya

Namun, pasca-Reformasi 1998, tantangan yang dihadapi HMI semakin kompleks. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan struktur sosial-ekonomi menuntut HMI untuk terus beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya.

HMI dan Tantangan Zaman
Disrupsi Teknologi dan Media Sosial
Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara manusia berinteraksi, termasuk dalam berorganisasi. Media sosial menjadi ruang baru bagi pertarungan ideologi dan narasi. HMI harus mampu memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat, inklusif, dan progresif. Namun, di sisi lain, HMI juga harus waspada terhadap penyebaran hoaks, radikalisme, dan polarisasi yang kerap terjadi di dunia maya.

Peran HMI dalam Masyarakat Modern
HMI telah lama berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa Islam untuk mengembangkan intelektual dan kepemimpinan. Namun, di era digital dan globalisasi saat ini, HMI perlu beradaptasi dengan cepat. Kader HMI diharapkan tidak hanya menjadi pemimpin dalam ranah politik, tetapi juga inovator dalam dunia bisnis. Dengan meningkatkan keterampilan kewirausahaan, HMI dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi bangsa dan menciptakan lapangan kerja baru.

Krisis Relevansi: Kenapa Mahasiswa Tidak Lagi Melirik HMI?
HMI dulu menjadi pilihan utama mahasiswa yang ingin mengasah kepemimpinan dan pemikiran kritis. Namun, kini banyak mahasiswa lebih tertarik bergabung dengan organisasi yang lebih praktis dan menawarkan manfaat langsung, seperti komunitas startup, organisasi digital, hingga platform sukarelawan. Hal ini terjadi karena HMI mulai kehilangan relevansinya terhadap kondisi zaman, di antaranya:

1. Kaderisasi yang Tidak Adaptif
Pola perkaderan masih mengandalkan metode lama yang kurang relevan dengan dinamika mahasiswa masa kini. Generasi sekarang lebih menyukai pendekatan berbasis solusi dan aksi nyata, bukan sekadar wacana panjang.

2. Politik sebagai Orientasi Tunggal
HMI seringkali hanya dianggap sebagai batu loncatan menuju dunia politik. Padahal, Indonesia membutuhkan pemimpin di berbagai sektor, termasuk ekonomi, sosial, dan teknologi.

3. Minimnya Pemanfaatan Teknologi
Mahasiswa saat ini hidup di era digital, sementara HMI masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi sebagai alat kaderisasi, distribusi wacana, dan ekspansi gerakan.

4. Kurangnya Daya Tarik bagi Mahasiswa Baru
Banyak mahasiswa baru yang tidak melihat manfaat konkret dari bergabung dengan HMI, karena mereka lebih tertarik pada komunitas yang menawarkan keterampilan praktis, jaringan kerja, dan akses ke dunia industri.

Meluruskan Persepsi: HMI Bukan Hanya Sekadar Organisasi Politik

Salah satu kesalahpahaman terbesar yang berkembang saat ini adalah anggapan bahwa HMI hanya berorientasi pada politik. Memang benar, banyak alumni HMI yang berkiprah di dunia politik, tetapi bukan berarti organisasi ini hanya menjadi tempat kaderisasi politisi. Sejak awal berdirinya, HMI memiliki visi besar untuk membangun kader umat dan bangsa di berbagai sektor. Politik hanyalah salah satu jalur perjuangan, bukan satu-satunya.

Untuk membuktikan bahwa HMI bukan hanya wadah bagi calon politisi, maka organisasi ini harus memperluas orientasi kaderisasi ke bidang-bidang lain seperti ekonomi, sains, teknologi, dan industri kreatif. Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar yang menuntut mahasiswa untuk memiliki keterampilan lebih dari sekadar pemikiran kritis politik dan Jago Debat. Mereka harus mampu menciptakan lapangan kerja, membangun inovasi, dan berkontribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Solusi: Membangun Ekosistem Kader yang Produktif dan Mandiri

Jika HMI ingin kembali menarik minat mahasiswa, harus ada reformasi besar dalam cara organisasi ini beroperasi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Reformasi Pola Perkaderan

    Perkaderan harus lebih dinamis dengan memasukkan aspek digitalisasi, keterampilan praktis, dan model pembelajaran berbasis proyek. Mahasiswa ingin belajar sesuatu yang bisa mereka aplikasikan langsung di dunia kerja dan bisnis. HMI harus mengembangkan platform digital untuk perkaderan, seperti e-learning, komunitas online, dan inkubator proyek kader. Ini akan membantu menjangkau lebih banyak mahasiswa yang aktif di dunia digital.

    Salah satu langkah strategis yang harus diambil oleh HMI adalah melakukan transformasi pola perkaderan dengan memanfaatkan teknologi digital. Di era digital saat ini, pengkaderan harus mampu menjawab tantangan baru yang muncul akibat perubahan cara hidup masyarakat.

    Pola pengkaderan tradisional perlu diperbarui agar sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya, penggunaan platform online untuk menyimpan dan menyebarkan materi kaderisasi dapat membuat akses informasi lebih mudah bagi seluruh kader HMI. Digitalisasi materi kaderisasi seperti e-book atau modul interaktif akan memungkinkan kader untuk belajar kapan saja dan di mana saja.

    Pelatihan daring juga dapat menjadi solusi efektif dalam situasi saat ini. Dengan mengadakan workshop online tentang penggunaan media sosial atau keterampilan digital lainnya, HMI dapat memastikan bahwa kader-kadernya memiliki kompetensi yang diperlukan untuk bersaing di dunia modern. Selain itu, forum diskusi online dapat diciptakan untuk memungkinkan kolaborasi antar-kader dalam berbagi ide dan pengalaman.

    • Mendorong Kader Menjadi Wirausahawan

    HMI perlu membangun ekosistem bisnis kader dengan mendukung startup mahasiswa, koperasi berbasis komisariat, dan jejaring alumni untuk mentoring bisnis. Dengan ini, kader tidak hanya menjadi pemikir, tapi juga pelaku ekonomi yang mandiri. Komisariat-komisariat bisa membangun program pengembangan bisnis bagi kader yang memiliki minat di dunia usaha, sehingga tidak semua harus diarahkan ke jalur politik.

    Transformasi kader menjadi kunci agar HMI tetap relevan di era modern. Pendidikan politik memang penting sebagai bagian dari pembentukan karakter kepemimpinan, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya fokus organisasi ini. Di tengah tantangan ekonomi global saat ini, kader HMI juga harus dibekali dengan keterampilan kewirausahaan sebagai bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi bangsa.

    HMI dapat memulai transformasi ini dengan mengembangkan program-program pelatihan kewirausahaan yang terstruktur dan berkelanjutan. Pelatihan ini bisa mencakup berbagai aspek seperti manajemen bisnis, pemasaran digital, pengelolaan keuangan, hingga pengembangan produk berbasis teknologi. Dengan pendekatan ini, kader tidak hanya akan memiliki wawasan teoritis tentang ekonomi tetapi juga keterampilan praktis untuk mengimplementasikannya dalam dunia nyata.

    Selain itu, HMI juga dapat membangun inkubator bisnis untuk mendukung kader-kader muda yang ingin memulai usaha mereka sendiri. Inkubator ini bisa menyediakan fasilitas seperti ruang kerja bersama (co-working space), akses ke mentor bisnis profesional, serta jaringan dengan investor potensial. Dengan dukungan semacam ini, kader HMI akan lebih siap menghadapi tantangan dunia usaha yang kompetitif.

    • Mengubah Narasi Organisasi

    Jika HMI terus berbicara soal peran masa lalu tanpa menawarkan gagasan baru, mahasiswa akan semakin menjauh. Organisasi ini harus mampu menunjukkan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa dengan pendekatan yang lebih segar.

    • Membangun Model Kemandirian Ekonomi Organisasi

    Salah satu kelemahan organisasi mahasiswa saat ini adalah ketergantungan pada donasi atau dana hibah dari Senio. HMI harus mulai merancang model bisnis organisasi yang berkelanjutan. Misalnya, dengan membangun usaha berbasis kader, koperasi mahasiswa, atau badan usaha komisariat yang dapat menopang kegiatan kaderisasi tanpa harus bergantung pada bantuan eksternal.

    Salah satu tantangan terbesar bagi organisasi mahasiswa adalah keterbatasan dana yang sering kali menghambat jalannya program kaderisasi. HMI tidak bisa terus-menerus bergantung pada donasi, iuran anggota, atau bantuan dari pihak luar. Diperlukan model kemandirian ekonomi yang dapat menopang kebutuhan organisasi secara berkelanjutan.

    Model kemandirian ekonomi ini dapat diwujudkan dengan beberapa cara, antara lain:

    • Mendirikan Usaha Berbasis Kaderisasi

    Komisariat dan cabang HMI dapat membangun usaha kecil yang dikelola oleh kader sebagai bagian dari program pembelajaran dan penguatan ekonomi organisasi. Misalnya, membuka kafe literasi, toko merchandise HMI, atau jasa percetakan dan digital printing yang dapat melayani kebutuhan internal dan eksternal.

    • Membangun Koperasi Mahasiswa

    Koperasi berbasis kader dapat menjadi sumber pendapatan sekaligus sarana belajar bagi kader tentang manajemen bisnis. Koperasi ini bisa bergerak di sektor kebutuhan mahasiswa seperti penyediaan alat tulis, jasa fotokopi, atau bahkan penyewaan kos dan asrama bagi mahasiswa baru.

    • Memanfaatkan Dana Abadi Organisasi
      Setiap komisariat dan cabang dapat mulai membangun dana abadi yang dikelola secara profesional. Dana ini bisa berasal dari sumbangan alumni, hasil usaha organisasi, atau investasi di sektor produktif seperti usaha pertanian, peternakan, atau properti kecil.
    • Mengembangkan Media dan Jasa Konsultasi

    HMI memiliki banyak kader dengan keahlian di berbagai bidang, seperti kepenulisan, riset, dan kajian strategis. Organisasi ini bisa mengembangkan platform media berbasis digital yang menghasilkan pendapatan dari iklan, langganan, atau jasa konsultasi kepada publik maupun perusahaan.

    Dengan membangun model kemandirian ekonomi ini, HMI tidak hanya menjadi organisasi yang kuat secara ideologis dan intelektual, tetapi juga mampu mandiri secara finansial. Ini akan memberikan keleluasaan bagi organisasi untuk menjalankan program-programnya tanpa harus bergantung pada sumber dana eksternal yang sering kali menghambat independensi dan pergerakan kader.

    • Menguatkan Jaringan Alumni untuk Berbagai Sektor

    Alumni HMI tersebar di berbagai bidang, mulai dari akademisi, birokrat, pengusaha, hingga profesional di berbagai sektor. Jaringan alumni ini harus lebih dioptimalkan bukan hanya dalam dunia politik, tetapi juga sebagai mentor bagi kader yang ingin berkarier di dunia bisnis, teknologi, dan ekonomi kreatif.

    Di usianya yang semakin matang, HMI harus berani berevolusi. Jika tidak, organisasi ini akan semakin kehilangan relevansi di mata mahasiswa. Reformasi perkaderan, penguatan wirausaha kader, dan pemanfaatan teknologi adalah kunci agar HMI tetap menjadi organisasi yang berkontribusi bagi umat dan bangsa. Kini bukan saatnya hanya merayakan sejarah, tetapi memastikan bahwa HMI masih memiliki masa depan yang cerah.

    HMI bukan hanya tempat bagi calon politisi, tetapi juga bagi calon pengusaha, akademisi, dan inovator yang siap membangun peradaban. Oleh karena itu, sudah waktunya organisasi ini melakukan perubahan mendasar agar bisa melahirkan kader yang benar-benar siap menjawab tantangan zaman.

    Selamat Milad HMI, mari bergerak menuju perubahan nyata!

    Penulis :Ketua Komisariat Syariah Cabang Pontianak 2014-2015 / Pengurus KAHMI kota Pontianak

    Pos terkait

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *