MEMPAWAH, APAKALBAR.COM – Berdasar Peraturan KPU (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan jadwal sekaligus tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada Rabu, 27 November 2024.
Kalimantan Barat termasuk daerah yang akan menyemarakkan Pilkada serentak tahun ini. Nama-nama calon pemimpin daerah kabupaten dan kota menjadi sorotan pada Pilkada Kalbar kali ini, tak terkecuali Kabupaten Mempawah.
Mempawah adalah kabupaten yang mayoritas penduduknya merupakan masyarakat Melayu. Tradisi budaya Melayu juga masih sangat kental dalam masyarakat Mempawah, salah satu budayanya yaitu Robo-robo yang sangat terkenal. Hal ini membuat para calon pemimpin berlatar belakang yang sama dengan mayoritas masyarakat bersuku Melayu menjadi pembahasan menarik.
Hermawansyah atau yang kerap disapa Wawan, salah satu calon peserta Pilkada Mempawah 2024 yang merupakan putra asli Kabupaten Mempawah kelahiran Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah. Identitas kemelayuan dan keislaman Wawan terbentuk dari silsilah keluarganya di mana sang ayah, Drs. Helmi Ismail (alm.) adalah seorang guru yang loyal mengemban tugas, sekaligus aktivis pendidikan dan keagamaan di Mempawah dan sang Ibu, Rahimah A. Rahim Assegaf (almh.). Mengaktivasi masyarakat diwarisi Wawan dari sang ayah dan belajar tentang kemandirian hidup juga kesetiaan terhadap tanggung jawab dari sosok ibunya.
Ia menempuh pendidikan sejak kecil sampai lulus SMA di Mempawah, hingga akhirnya pergi merantau berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, saat menjadi mahasiswa inilah membentuk karakter Hermawansyah menjadi seorang aktivis mahasiswa dan aktivis sosial lewat bergabungnya ia dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Wawan aktif menyuarakan kritik dan orasinya menjelang era Reformasi 1998.
Bersama teman-temannya, Wawan mendirikan Gemawan pada tahun 1999. Gemawan tumbuh dan berkembang hingga sekarang (usia 25 tahun). Selain aktif mengawal dan membina Gemawan, Wawan mengisi waktu dalam 10 tahun terakhir dengan mengaktivasi isu inovasi kebijakan lokal, pembangunan berkelanjutan, penguatan desa, restorasi gambut, pertanian ramah lingkungan, wawasan kebangsaan, moderasi agama, kemandirian pesantren, perubahan kebijakan melalui komunikasi, fasilitasi dan asistensi terhadap pemerintahan lokal di Kalbar. Apa pun isunya, nama Wawan selalu diasosiasikan dengan Gemawan. Demikian pula sebaliknya. Itulah ‘takdir historisnya’.
Jiwa nasionalisme masa muda tetap dijaga hingga membawanya berkhidmat menjadi Wakil Ketua PWNU Kalbar, Anggota Dewan Pakar Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kalbar, Pembina Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (PW SNNU) Kalbar, Penasehat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PW LPPNU) Kalbar, hingga Penasehat PW LAZISNU-NU Care Kalbar, dan Wakil Ketua DPW Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN).
Baca Juga : Implikasi Batas Waktu PJ Kepala Daerah Berdasarkan UU No 10 Tahun 2016
Hermawansyah juga turut mencurahkan perhatian dan aksi untuk pemberdayaan dan advokasi. Namanya segera dikenal luas dalam jejaring Non Governmental Organization (NGO) baik lokal (Kalbar), nasional, maupun internasional terutama setelah dia diundang berbicara dalam forum internasional di sejumlah negara di Eropa, seperti Belanda dan Jerman, serta Peru. Skup perhatian dan aksinya meluas, Ia aktif membicarakan pendidikan politik, antikorupsi, illegal logging, advokasi anggaran, advokasi petani, konflik agraria, tata ruang, PSDA, dan lain-lain.
Setelah menikah dengan istrinya yang merupakan kerabat kesultanan Pontianak, Wawan berupaya memastikan diri untuk selalu menjaga marwah dan martabat Melayu, yang berisikan nilai-nilai agung; terbuka, egaliter, adil, dan bijak. Hal ini membuatnya mempelajari kesadaran tentang urgensi pendidikan Islam di samping pendidikan umum juga kesadaran tentang marwah dan martabat etnis Melayu.
Walau merupakan putra Melayu, tak membuat Hermawansyah tidak imbang, Hermawansyah bahkan sejak kecil berteman dan terbiasa berinteraksi dengan semua orang dari multietnis dan multiagama seperti Dayak, Cina, Madura, Bugis, dan Melayu.
Dia selalu menyimpan perhatian untuk bekerja bagi masyarakat Mempawah hingga membuatnya bergerak membangun Rumah Gesit di Mempawah untuk melancarkan arus baru perubahan sosial. Setelah lama merantau di Pontianak, Hermawansyah ingin Balek Kampong Bangun Kampong lewat Pilkada 2024 di Mempawah. Ia optimis mendaftarkan dirinya menjadi bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di DPC PDI Perjuangan Mempawah, Rabu (17/04/2024) lalu.
“Saya dulu cukup intensif berinteraksi dengan beberapa Pemerintah Kabupaten/ Kota di Kalbar. Mulai dari isu penguatan pakta integritas, reformasi birokrasi, hingga pengelolaan sumber daya alam dan tata ruang. Jadi saya mengerti bagaimana kinerja kepala daerah. Sudah waktunya saya ‘Balek Kampong’ untuk mengabdikan diri. Berbekal pengalaman dalam kerja-kerja pembedayaan, advokasi kebijakan, serta melaksanakan program pemerintah pusat selama ini, keluar masuk Desa-Desa Gambut membuat saya banyak mengerti dinamika masalah dan kebutuhan masyarakat di lapangan,” tutur Hermawansyah.
Penulis: Ika Ayuni Lestari