Kalbar, ApaKalbar.com – Kebijakan pemerintah menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 booster atau penguat kedua bagi kalangan tenaga kesehatan (Nakes) dianggap sebagai langkah tepat.
Ada sebanyak 4 juta nakes yang menjadi target booster kedua di seluruh Indonesia. Kalimantan Barat sendiri ada sekitar 29 ribu target vaksinasi booster kedua bagi tenaga kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar).
“Kebijakan ini sangat tepat, untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi tenaga kesehatan,” kata Kordinator Wilayah (Korwil) Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin Kalimantan Barat, David Nurfianto.
Namun, perlu disadari bahwa pro dan kontra pasti akan timbul mengenai kebijakan itu. Kendati demikian, Ia menilai bahwa perlindungan terhadap kalangan nakes sangat penting di tengah peningkatan kasus Covid-19.
“Mengingat pada saat ini perkembangan kasus Covid-19 menunjukkan tren peningkatan seiring kemunculan subvarian baru Omicron seperti BA.4 dan BA.5 peningkatan perlindungan kepada nakes yang memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19 sangatlah penting,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, menurutnya pemberian dosis penguat atau booster kedua bagi kalangan nakes diharapkan dapat memberikan proteksi yang menyeluruh.
“Upaya ini sangat tepat jika didasarkan dari rata-rata keberlangsungan imunitas dari vaksinasi yaitu 6 bulan pasca disuntikkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Laksanakan Gerakan Satu Juta Vaksinasi Booster di Kementerian Agama Kabupaten Kubu Raya
Dengan demikian, dikatakan David pemberian booster kedua diharapkan mampu meningkatkan level antibodi untuk melawan infeksi Covid-19.
“Seiring pelaksanaan pemberian dosis penguat atau booster kedua bagi kalangan nakes, pemerintah juga perlu terus meningkatkan cakupan vaksinasi dosis ketiga bagi masyarakat umum,” terangnya.
Untuk itu, David menuturkan bahwa sosialisasi mengenai vaksinasi dosis penguat atau booster harus terus digencarkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.
“Sosialisasi bahwa booster berfungsi untuk memberikan perlindungan optimal di tengah pandemi Covid-19 harus terus digencarkan,” pungkasnya.
Reporter: M. Zainal Bahri
Editor: Siti Qomariyah