Pondok Pesantren Nurul Jadid Kembali Laksanakan Tasyakkuran Akhirussanah

Kubu Raya – Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali laksanakan Tasyakkuran Akhirussanah tahun ajaran 2021/2022 di Halaman Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang diadakan menjelang setiap akan memasuki Bulan Ramadhan.

Tasyakkuran Akhirussanah (TAS) adalah ajang uji kompetensi santri putra maupun putri dalam menunjukkan kemampuan mereka baik dari sisi hafalan Al-Quran, Hadist, kitab-kitab kuning lainnya selama 1 tahun. Selain itu, dilangsungkan juga penobatan santri berprestasi dan bintang tauladan.

Bacaan Lainnya

Acara dimulai pukul 07.00 WIB waktu setempat dengan acara tes uji hafalan kitab dan al-Quran. Uniknya, apabila tidak mampu menjawab sebanyak 3 kali maka santri tersebut dinyatakan gagal dan mesti mengulang kembali di tahun mendatang. Kemudian dilanjutkan dengan tausiyah dan doa.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid Gus Hefni Maulana dalam sambutannya mengatakan bahwa tes uji hafalan dan baca kita merupakan kewajiban bagi santri. Setiap santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid paling minimal hafal Kitab Alfiyah Ibnu Malik dan Kitab Zubad.

“Semua santri di pesantren ini diharuskan untuk menghafal kitab-kitab kuning sebagai bekal. Ilmu agama tetap menjadi pokok utama diimbangi dengan pengetahuan lainnya,” ujar kiyai muda yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam.

Seperti diketahui, selain mengasuh pesantren, Gus Hefni Maulana juga dikenal sebagai aktivis dan sedang menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Pontianak.

Tausiyah dalam acara ini diisi oleh Dai muda asal Kabupaten Sambas Ustad Hatoli Salman yang juga Dosen di IAIS Sambas dan Habib Nuh Alhaddad. Selain itu, hadir pula Dai Muda Nasional sekaligus Pimpinan Munzalan Indonesia Ustad Luqmanulhakim, Kades Sungai Ambangah Bapak Samsuri dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

Pondok Pesantren Nurul Jadid terletak di Desa Sungai Ambangah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Pesantren ini cukup dikenal karena gratis dan saat ini telah menampung hampir 500 santri putra dan putri.

“Pondok Pesantren ini boleh gratis, tapi jangan ragukan soal kualitas santrinya. Saya terus berupaya agar Pesantren ini terus dapat berkhidmat untuk agama dan bangsa dengan nilai-nilai keIslaman dan juga kebangsaannya,” ucap Gus Hefni.

Menurutnya, santri adalah salah satu ujung tombak merawat keberagaman serta nilai-nilai luhur ajaran Islam di Indonesia. Maka kita mesti bersama-sama menjaga sebab pesantren ini bukan milik saya, melainkan milik semua umat Islam, tutupnya/HM.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *