Pemuda & Pemilu 2024: The Winner or Losser

Opini, ApaKalbar.com – Pesta demokrasi selalu menjadi momentum penentu bagi keberlanjutan pembangunan di setiap negara, karena pesta demokrasi esensinya adalah suatu fase di mana pergantian pucuk pimpinan tertinggi di suatu negara.

Tentu pada proses pergantian itu diharapkan akan mengubah arah kebijakan serta keberlangsungan pembangunan dan sudah lumrah akan dialami setiap generasi kegenerasi di semua negara.

Bacaan Lainnya

Ongki Armada selaku Ketua Forum Pemuda dan Mahasiswa Nusantara (FORPMAN) menilai pesta demokrasi Indonesia dua tahun mendatang mempunyai tantangan yang lebih kompleks dari sebelumnya.

Pesta demokrasi kali ini tentu jauh berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya, karena pelaksanaan Pemilu dan Pilkada kali ini dilaksanakan secara bersamaan, tentunya Pemilu kali ini mempunyai problem yang lebih kompleks, mengingat sistem pemilu kita masih manual vote, dapat kita bayangkan rumitnya dan kompleksnya masalah yang akan muncul,” Sabtu, 30 Juli 2022.

Namun menurutnya kita harus percaya bahwa pemerintah dan penyelenggara pemilu mampu untuk melaksanakan pesta demokrasi ini dengan baik dan berhasil.

Optimis ini saya sampaikan bukan tak beralasan salah satu alasannya adalah bagaimana pemilu kali ini dapat melibatkan potensi Generasi Z agar berperan aktif dalam partisipasi Pemilu, baik berperan langsung atau berperan secara tidak langsung.

Tentunya ini menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu dan sekaligus tantangan pula bagi generasi muda masa kini, dalam mengambil peran atau menentukan sikap apakah the winner or losser.

Kenapa saya katakan demikian? Karena Pemilu kali ini yang menjadi objek adalah generasi muda karena mayoritas pemilih nanti adalah rata-rata mereka yang berusia produktif.

Maka tidak jarang jika kita ikuti tren kekinian bagaimana pergerakan partai politik dalam memanipulasi pendukung mereka dengan cara menempatkan tokoh-tokoh muda-mudi yang dianggap mereka memeiliki pengaruh yang cukup kuat di medsos dengan melihat indikator follower mereka.

Baca Juga: Bawaslu Melawi Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilu dan Pilkada 2024

Itu seharusnya penyelenggara juga harus gercep dalam menempatkan anak-anak muda sebagai agen Pemilu, bisa saja sebagai agen pensosialisasi pentingnya Pemilu, atau agen pengawasan Pemilu di 2024.

Jangan sampai tokoh-tokoh muda mudi banyak ditarik ke arena panggung politik oleh partai politik sehingga generasi muda hanya dijadikan sebagai mesin oleh partai politik dalam mendulang suara namun tidak dapat dijadikan agen pendidikan politik bagi penyelenggra pemilu.

Di sinilah gambar itu dimulai, apakah pemuda di 2024 to be winner or losser, maka dari itu di luar hiruk-pikuk di sana, penulis ingin menyarankan agar lembaga penyelenggaraan Pemilu dapat gerak cepat mengoptimalisasikan potensi muda-mudi dalam Pemilu di 2024 mendatang, selain OKP dan Ormas dan dilibatkan aktif, tidak boleh lupa juga komunitas muda-mudi di medsos yang sekarang jauh lebih berpengaruh ketimbang OKP dan Ormas tersebut.

Bacaan ini harus ditangkap oleh penyelenggara bagaimana dalam menyusun program sosialisasi Pemilu dan pengawasan sebagai contoh penyelenggara Pemilu dapat membentuk suatu komunitas pemuda yang perannya khusus mengkonter pergerakan kampanye hitam di medsos yang dapat memecah belah persatuan bangsa agar ada informasi timbal balik yang terjadi, sebagai contoh juga komunitas tersebut dapat melakukan kampanye betapa pentingnya partisipasi aktif dalam pesta demokarasi kali ini.

Semoga di sisa waktu kurang lebih dua tahun ini dapat dioptimalkan peran dan fungsi pemuda yang selama ini hanya sekadar sebagai penonton dan mesin politik semata namun tidak diberi jatah peran (porsi lebih) dalam mensukseskan Pemilu. Agar pada pesta kali ini muda-mudi to be the winner but not the losser.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *