Badko HMI Kalbar Sukses Gelar Sekolah Kebangsaan

PONTIANAK, APAKALBAR.COM – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Provinsi Kalimantan Barat melalui Bidang Otonomi Daerah dan Demokrasi menggelar Sekolah Kebangsaan di Aula Kantor Walikota Pontianak pada hari senin 15 Juli 2024. serta diikuti oleh raturan peserta dari Mahasiswa se-Kota Pontianak. 

Kegiatan Sekolah Kebangsaan sendiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak muda tentang demokrasi dan kebangsaan, menumbuhkan kepekaan untuk dapat lebih kritis dalam memilah informasi menjelang Pilkada serentak 2024 di Indonesia. 

Bacaan Lainnya

Kegiatan Sekolah Kebangsaan sendiri pertama kali diselenggarakan oleh Badko HMI Kalbar yang bekerjasama dengan Program Tular Nalar Mafindo. Peserta diajak untuk membuat kelompok untuk bersama berdiskusi beragam konteks pemilu dan bagaimana bahaya infomasi hoax ketika menjelang Pemilu di Indonesia.

Menurut Destu Rizky Ramadhansyah selaku Penanggung Jawab Kegiatan sekaligus Ketua Bidang Otonomi Daerah dan Demokrasi Badko HMI Kalbar, kegiatan ini diharapkan memberikan kesadaran terhadap anak muda agar dapat lebih fasih demokrasi sehingga lebih bijak dalam menghadapi lajunya arus informasi Pilkada Serentak 2024.

“Melalui kegiatan ini anak muda diharapkan dapat lebih fasih demokrasi, hal ini bertujuan untuk menghadapi pilkada serentak 2024, kita ketahui bahwa setiap momen menuju pemilu banyak sekali informasi yang harus dipilah dengan bijak, mana yang hoax dan yang tidak sehingga anak muda lebih siap dalam menghadapi pemilu,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, kegiatan berlangsung dengan membuat kelompok-kelompok yang dipandu oleh fasilitator. Peserta diajak untuk berdiskusi dengan materi terkait pemilu  dan pengindraan hoax.

“Peserta diajak untuk berdiskusi dengan dibagi per kelompok, pertama peserta mendengarkan penyampaian materi terkait pemilu, demokrasi, dan hoax pemilu oleh fasilitator yang telah dibagi. Setelah itu peserta diajak untuk bersama-sama mendiskusikan pembahasan yang disampaikan fasilitator untuk menumbuhkan daya kritis peserta,” tambahnya.

Baca Juga : Konsolidasi Akbar Mahasiswa dan Pemuda Membangun Kalbar Sukses Digelar!

Sementara itu, Riko, salah satu peserta Sekolah Kebangsaan merasa senang dengan kegiatan ini karena dapat berdampak positif terhadap anak muda untuk mengeti demokrasi yang ada di Indonesia.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bagus bagi pemuda-pemuda karena kegiatan ini berisi tentang bagaimana cara kita sebagai pemuda mengerti akan demokrasi yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Penanggung jawab kegiatan sekaligus Ketua Bidang Otonomi Daerah HMI Badko Kalbar berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan untuk dilaksanakan dan dapat terus berkolaborasi dengan Tular Nalar Mafindo.

“Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, serta dapat terus berkolaborasi dengan Tular Nalar Mafindo, karena kegiatan ini sangat berdampak positif bagi anak muda untuk menumbuhkan kesadaran dan daya kritisnya dalam menghadapi dinamika demokrasi di Indonesia,” ucapnya.

Untuk diketahui, Tular Nalar merupakan program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.

Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia dan lansia.

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan.

MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.

Sumber: Citizen Reporter/MO

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *